Mar 20, 2015

How to Manage Your Money (Perspektif Khatolik) - 3

1.6.      Perencanaan keuangan menurut cara Allah II[6]
Sasaran-sasaran jangka panjang adalah gabungan sasaran-sasaran jangka pendek yang saling mendukung. Dikatakan bahwa orang lebih banyak menghabiskan waktu merencanakan liburannya dimusim panas daripada merencanakan pensiun atau pendidikan anak-anaknya. Maksud perencanaan keuangan adalah memenuhi sasaran-sasaran  yang spesifik. Sasaran/rencana ini mencegah kecenderungan ini untuk menimbun, sehingga kalau kita diberkati dengan kelebihan, kita akan menggunakannya demi kemuliaan Allah dan bukan demi jaminan kita sendiri.
Perencanaan keuangan jangka panjang menururt cara Allah, akan memenuhi kebutuhan, tetapi bukan melindungi. Tiga langkah untuk menetapkan sasaran-sasaran jangka panjang:


1.      Rencana yang tertulis itulah yang paling baik.
      Sebelum bertindak, buat dulu anggaran biaya/perencanaan agar hasil yang dituju tercapai dengan baik (Lukas 14:28).
2.      Tetapkanlah sasaran-sasaran keuangan maksimal.
      Seringkali, kita mendapatkan uang mengerjakan apa yang kita senangi. Motifnya berubah menjadi mengakumulasikan uang lebih banyak demi jaminan. Kuncinya adalah menetapkan sasaran-sasaran anda sebelum mendapatkan uang dengan keuangan maksimal yang masuk akal, tidak akan membiarkan pengakumulasian yang berlebihan. Allah memberkati mereka yang tidak beranggapan bahwa apa yang mereka punyai itu adalah punya mereka sendiri (Lukas 8:18).
3.      Tetapkanlah rencana keluarga jangka panjang.
      Sasaran-sasaran keluarga itu sangat mendasar bagi kesuksesan dimasa yang akan datang. Kalau sasaran-sasaran itu dicapai menurut prinsip-prinsip Allah, upayanya akan diteruskan dari orangtua kepada anak-anak. Keseluruhan anggota keluarga dijadikan bagian dari rencana berbagi menurut cara Allah. Suami istri hendaknya membahas berdua lalu dengan anak-anaknya.

1.7.      Motif-motif untuk mengakumulasikan kekayaan[7]
Pengakumulasian mengacu kepada mendapatkan, menggunakan, dan membelanjakan uang. Uang bisa menghasilkan kenyamanan dan keleluasaan dan bisa memberikan sumber-sumber daya untuk menyebarkan injil Kristus. Tetapi uang juga bisa menuntun kepada sikap mengingini dan menyembah berhala. Cinta uang bisa menghancurkan pernikahan, memisahkan keluarga, merusak anak-anak, dan melahirkan ketidakjujuran. Bersama dengan kemampuan mendapatkan uang, datanglah tanggung jawab untuk membagikan dengan oranglain yang kekurangan.


Mengapa orang mau mengakumulasikan uang
1.      Ada yang karena dinasehati demikian
      Hendaknya kita mencari nasehat yang bijaksana, tetapi kita harus belajar memahami perbedaan antara opini dan nasehat. Tidak ada orang yang bisa mengambilkan keputusan-keputusan bagi kita; keputusan-keputusan final itu adalah tanggung jawab kita sendiri.
2.      Ada yang mengakumulasikan karena iri
      Iri diidentifikasikan sebagai sikap mengingini atau ketamakan. Iri juga dikenal sebagai tekanan sosial atau tekanan sesama.
3.      Ada yang menganggap pengakumulasian uang itu permainan
      Uang itu tidaklah baik atau buruk, bermoral atau tidak bermoral. Penggunaan uang itulah yang akan berpengaruh kekal. Dalam “permainan” menurut Allah, kalau anda kompromikan aturan-aturan-Nya, anda kalah.
4.      Ada yang mengakumulasikan demi harga diri
      Motif ini khususnya sangat merusak, sebab masyarakat mempromosikan kelemahan ini. Kita suka menerima penghormatan dan pengakuan atas apa yang kita capai. Pengakumulasian benda-benda materi memuaskan ego. Mereka tidak pernah memberi kecuali itu diakui dan tidak pernah berbagi kecuali untuk mempromosikan diri.
5.      Ada yang mengakumulasikan uang sebab mereka cinta uang
      Mereka yang menimbun dan menyimpan uang karena mencintainya biasanya tidak mau berpisah darinya bahkan demi diakui atau harga diri pun. Kehidupan mereka biasanya dicerminkan dengan kekikiran. Mereka mungkin telah mengakumulasikan ribuan bahkan jutaan dolar, tetapi kehilanga sedikit saja sudah membuat mereka trauma.
6.      Ada yang mengakumulasikan uang demi perlindungan
      Banyak orang mengakumulasikan kekayaan demi perlindungan. Jelas mereka tidak percaya bahwa Allah bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, maka mereka menimbunnya karena takut.
7.      Ada yang mengakumulasikan untuk memberikan karunia rohani
      Hanya ada satu alasan Allah membiarkan kita mempunyai kelebihan diatas kebutuhan kita sendiri, yaitu untuk memungkinkan kita untuk memberi. Kekayaan sejati datang dari karunia memberi. Dalam banyak hal, tanggung jawab sebagai orang kaya itu lebih besar daripada orang miskin.

1.8.      Berapa banyakkah dianggap cukup?[8]
Masing-masing orang terlibat dalam mendapat, membelanjakan, menabung dan membagi kekayaan yang disediakan Allah. Tetapi berapa banyakkah yang seharusnya masuk akal, diakumulasikan untuk masing-masing kategori itu?

a.   Berapa banyakkah dianggap cukup untuk pemenuhan kebutuhan yang sekarang?
Tidak ada dua keluarga yang mempunyai sasaran-sasaran yang sama dalam kehendak Allah atau standar hidup yang sama. Orang yang tidak memberikan nafkah bagi keluarganya jelas-jelas berada diluar rencana Allah. Mereka yang menimbun dan hidup foya-foya juga berada diluar rencana Allah.

b.   Berapa banyakkah dianggap cukup untuk investasi?
Kalau bagian dari pelayanan anda adalah kemampuan mendapatkan uang dan memberikannya, anda perlu cadangan investasi. Allah mampu menggunakan uang-Nya dalam pelayanan-Nya sekarang ini. Banyak investor akan kecewa ketika menyimpan uang Tuhan selama bertahun-tahun dan tidak pernah memanfaatkan peluang untuk berbagi demi karya-Nya, mereka berdiri dihadapan Tuhan dengan tangan kosong. Ketika kita berinvestasi denga sikap yang keliru, investasi yang sama bisa  menjadi sumber ketamakan, ego, dan kerugian.


c.   Berapa banyakkah dianggap cukup untuk pensiun?
Banyak orang menganggap mereka akan membutuhkan uang lebih banyak setelah pensiun daripada mereka masih berkarir. Itu tidak benar. Begitu kita tetapkan pola hidup yang kudus seumur hidup kita, seharusnya itu tidak berubah setelah kita pensiun, kecuali berkurang dalam beberapa hal. Sesungguhnya pensiun yang kita kenal itu relatif merupakan inovasi baru. Rencana-rencana anda hendaknya sesuai dengan maksud Allah bagi kehidupan anda, terlepas dari usia.

d.   Berapa banyakkah dianggap cukup untuk warisan?
Umat Kristiani yang tidak mempertimbangkan konsekuensi uang dalam jumlah besar ditangan anggota-anggota keluarga yang tidak matang atau tidak bertanggungjawab seringkali meninggalkan aset dan asuransi dalam jumlah besar bagi mereka. Kita adalah pelindung keluarga kita. Kita pupuk dan kita beri mereka nafkah, tetapi kalau kita berupaya melindungi mereka dari pengujian serta pembangunan karakter yang akan menjaddikan mereka matang didalam Kristus, kita justru menghambat mereka.

1.9.      Berbagi menurut rencana Allah[9]
Rencana Allah untuk berbagi mencakup persepuluhan, ketaatan, kelimpahan dan pengorbanan. Persepuluhan sedari dulu meupakan kesaksian lahiriah dari sikap hati. Namun, persepuluhan tersebut sering kali salah dimengerti.  Persepuluhan sering kali dianggap sebagai aturan yang hanya berlaku bagi Yahudi Perjanjian Lama. Persepuluhan tersebut merupakan kesaksian tentang kepemilikan Allah. Persepuluhan tersebut merupakan  ungkapan rasa syukur yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagaimana dalam Perjanjian Lama ditunjukkan oleh Abraham yang memberikan sepersepuluh dari yang dia punya karna dia telah diberkati (Kejadian 14 : 18-20). Perjanjian baru juga mengatakan bahwa perlunya memberikan persepuluhan tetapi Yesus juga menegaskan bahwa tidak perlu memberikan persepuluh dengan cara legalistik. Ini terlihat dalam 2 Kor 9: 6 (Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.). Perjanjian baru menegaskan bahwa prinsip dalam memberikan persepuluhan tersebut terlihat dalam Roma 11:35 (Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?). Persepuluhan ini juga pada ujungnya diberikan karena takut (takjub, hormat) akan Tuhan sebab Allah memberi kita hikmat-Nya.
Di dalam memberi persembahan melampaui persepuluhan ini menunjukkan tiga hal yang sering dilakukan yaitu berbagi dalam ketaatan, berbagi dalam kelimpahan, berkorban demi berbagi. Berbagi dalam ketaatan membuka kerelaan yang lebih tinggi. Sebab kebutuhan dengan tanggung jawab kita untuk memenuhinya kalau boleh seimbang. Memberi ini merupakan bukti ketaatan diperjelas dalam Matius 25 :34-36 dan memberi adalah bukti dari kasih diperjelas dalam 1 Yoh 3 : 18-19. Berbagi dalam kelimpahan mempunyai arti bahwa kita mempunyai banyak dan memilih berbagi daripada menyimpan. Hal ini juga diperjelas dalam 2 Kor 8:12-14 yang menjelaskan bahwa perlunya keseimbangan antara kita dengan orang lain. Berkorban demi berbagi ini menuntut kita untuk memberi demi menyebarkan Injil dan kita tidak melewatkan berkat terbesar dalam kehidupan ini yang diperlihatkan dalam Ibrani 13:16.

1.10.    Memutuskan siapa yang layak dibantu[10]
Ketika hendak membantu sebaiknya kita juga harus memikirkan siapa saja yang perlu kita bantu. Kita harus memberi demi saudara-saudara yang memberikan pelayanan dengan cara yang berkenan bagi Allah. Sebab ada juga orang yang tidak layak untuk tidak dibantu karna Allah mungkin juga menggunakan kesulitan materi untuk mengarahkan seseorang  yang mungkin sesuatau yang bisa mendekatkannya kepada Dia atau menguatkan kehidupan rohaninya dan ada orang yang terkadang hanya untuk memuaskan keinginannya sendiri. Allah juga mengingatkan semua umatNya untuk bekerja (2 Tesalonika 3 :10-11). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kesaksian terburuk yang mungkin kita berikan kepada dunia adalah mengabaikan kebutuhan mereka yang anggota tubuh Kristus. Allah juga akan menuntut kita untuk berbago (1 Yoh 3:17-18). Kita juga harus juga memberi demi kebutuhan sesama orang percaya. Dengan itu kita diajak untuk memikirkan kembali sebelum mengusir “orang-orang jalanan” sebagimana yang tertulis dalam Matius 25:44-45 (Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku). Kitajuga harus memberi demi kebutuhan  orang miskin bak yang sudah maupun belum diselamatkan. Allah juga memberikan dua janji ketika kita sudah mulai berbagi dengan orang laian yang terdapat dalam Amsal 28:27 yaitu orang yang memberi kepada orang miskin tidak akan berkekurangan dan orang yang mengabaikan kebutuhan sesamanya akan dikutuk.

1.11.    Mengambil keputusan-keputusan keuangan menurut cara Allah[11]
Di dalam menerapkan rencana keuangan menurut Allah, kita harus melakukan beberapa hal yaitu ;
1.                    
                          Akuilah kepemilikan-Nya setiap hari
Kita harus memastikan agar keputusan-keputuan kita setiap harinya diserahkan kepada Allah sebagimana yang tertulis dalam Amsal 3:4-6 (maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri).
2.                              Terimalah petunjuk Allah
Kita sebaiknya menerima petunjuk Allah karena Allah berjanji akan memenuhi segala kebutuhan kita bahkan lebih baik daripada kita memenuhi kebutuhan keluarga kita sebagaiman yang tertulis dalam Matius 7:11.
3.                              Berikanlah kesaksian secara lahiriah tentang kepemilikan allah yang kita imani
Kita harus mempunyai komitmen rohani untuk memberi agar kita dapat bernafas lega secara keuangan sebagaimana yang tertulis dalam Lukas 6:38.
Untuk menerapkan hikamat Allah dalam mengelola uang kita perlu menerapkan sepuluh prinsip berikut yaitu :
1.      Hindarilah spekulasi yang gegabah
2.      Pastikanlah keuangan anda lancar
3.      Janganlah berutang untuk melaksanakan karya Allah
4.      Kalau ragu, daripada meminjam, berikanlah demi kebutuhan sesama
5.      Janganlah turut menandatangani perjanjian utang
6.      Evaluasikanlah pembelian berdasarkan kebutuhan, keinginan, hasrat
7.      Jangan pernah gegabah mengambil keputusan keuangan
8.      Kalau anda tidak merasa damai sejahtera, jangan beli
9.      Suami istri seharusnya sependapat


1.12.    Tantangannya akhir pembayaran[12]
Di dalam menangani keuangan menurut cara Allah kita dituntut untuk bertanggung jawab. Ada beberapa hala yang dituntut dilakukan agar kita dapat bertanggung jawab terhadap keuangan kita baik yang sudah menikah maupun menikah yaitu :
1.      Jadilah seoarng pengurus (Luk 6:10)
2.      Berilah setidaaknya persepuluhan (Ams 3:9)
3.      Susunlah anggaran (Ams 27:23-24)
4.      Lunasilah utang konsumen (Ams 22:7)
5.      Jadilah bebas dari utang (Ams 10:22)
6.      Latihlah anak-anak anda (Ams 1:8)
7.      Ajarilah sesama (2 Tim 2:2)
Di dalam mengelola keuangan sebaiknya lebih dulu mendoakan uang tersebut sebelum digunakan.


selanjutnya Tanggapan apa itu keKayaan

No comments: