Enam langkah menuju rencana jangka pendek:
1. Buatlah rencana dan sasaran tertulis.
Sasaran tertulis itu membantu dengan memberikan standart-standart yang
kelihatan, objektif, dan terukur sebagai patokan kerja. Dalam bidang
keuangan, rencana ini disebut anggaran.
2. Berkomitmenlah untuk bagian Allah dulu.
Walaupun prinsip ini dikembangkan lebih sempurna dalam soal
berbagi, ini juga unsur yang sangat penting dalam perencanaan keuangan
yang manapun.
3. Kendalikanlah atau hapuskanlah penggunaan kredit.
Kredit itu tidak terkendali. Utang itu sama dengan perbudakan dan
merupakan penghancur pernikahan dalam keluarga nomor satu sekarang ini.
4. Belajarlah mencukupkan diri.
Banyak keluarga yang menyangka bahwa meraih penghasilan ekstra,
seperti dengan istri yang juga bekerja adalah cara terbaik dan termudah
untuk keluar dari kesulitan keuangan. Kebanyakan masalah itu disebabkan
oleh belanja yang berlebihan, bukannya penghasilan yang tidak cukup.
Malah penghasilan yang lebih besar justru memperparah situasinya.
Ø Kurangilah biaya. Tetapi kalau sasaran anda memang damai sejahtera Allah, itu layak diupayakan.
Ø Berdoalah dulu dan beri peluang bagi Allah. Sebelum membeli,
kalau pembelian itu memang kehendak Allah, ia mungkin menyatakan
diri-Nya dalam keuangan kita dengan menyediakan sumber-sumber yang sama
sekali tidak kita duga.
5. Tetapkanlah sasaran-sasaran yang disediakan Allah bagi kita.
Kalau anda biarkan orang lain yang menetapkan prioritas, rencana,
dan sasaran anda, anda akan frustasi dan tidak bahagia. Allah mempunyai
rencana bagi kehidupan anda. Ikutilah rencanaNya, bukan rencana sesama
anda (Yeremia 29:11).
6. Carilah nasihat Kristiani yang baik.
Agar mendapatkan bantuan, kita harus bersedia memintanya. Banyak
umat Kristiani bersedia menolong sesamanya, tetapi tidak pernah mau
meminta tolong. Itu disebut keangkuhan. Kita masing-masing membutuhkan
nasihat. Banyak orang yang tidak mau mencari nasihat karena mereka tidak
mau mengakui bahwa mereka mempunyai masalah (Amsal 19:20). Seringkali
nasihat baik yang tersedia adalah pasangan yang kudus. Dalam suatu
pernikahan, masing-masing pasangan membawa separuh aset. Untuk meraih
keseimbangan yang baik dalam bidang keuangan, keduanya harus
berpartisipasi. Ada perbedaan antara opini dan nasihat. Semua orang
mempunyai opini, tetapi tidak semua orang memenuhi syarat untuk memberi
nasihat (Titus 1:7-9).
selanjutnya Perencanaan Keuangan menurut cara Allah
No comments:
Post a Comment