(dari Posting facebook K3 - oleh mbah Sugi - http://www.facebook.com/groups/125257697570856/permalink/417809691648987/ )
Tenaga mesin pada motor bakar bensin dihasilkan dari pembakaran campuran udara dan bensin, untuk memperoleh campuran udara dan bensin sesuai dengan kondisi kerja dari suatu mesin, digunakan karburator. Dengan demikian karburator merupakan bagian yang penting, untuk memperoleh hasil kerja mesin yang maksimum dan efisien. pekerjaan pemeriksaan, penyetelan, pembersihan pada karburator harus dilaksanakan.
1. Katup Throtel
Throtle harus bergerak bebas tidak terganjal-ganjal dan membuka full. Pada saat pedal gas bebas, throtel harus menutup full, atau sebesar RPM ideal, (sekrup penyetel) dan akan terbuka full apabila pedal gas diinjak penuh. Kabel gas tidak boleh terlalu tegang dan kaku karena hal itu akan meyebabkan pada saat deakselerasi (peal gas dibebaskan) RPM mesin terlambat ke posisi stasioner, dan bahan bakar bisa lebih boros.
2. Periksa Pompa Akselerasi
Pada saat kendaraan hendak ditambah kecepatan, pedal gas ditekan, mesin mobil membutuhkan bahan bakar lebih banyak. Pompa akselerasi mempunyai tugas itu. Dari lubang atas karburator tampak semburan bensin. Apabila hasil semburan tidak lancar atau bahkan tidak ada dapat disebabkan oleh dua hal. Mungkin karburator sudah sangat aus, sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik, atau kulit / karet pompanya sudah rusak. Didalam pompa akselerasi juga terdapat klep dari sebuah boll bearing. Waktu pompa diangkat, bensin akan masuk ke ruang pompa dan klep akan menutup begitu ditekan, sehingga bensin tersemprot dari saluran ke ruang inlet dari karburator. Sering kali karburator yang terbuat dari bahan aluminium itu mengalami korosi sehingga merusakan sifat dari klep pompa akselerasi, atau berkaratnya boll bearing.
3. Penyetelan Putaran Idle.
Penyetelan putaran idle sangat penting mengingat menyetel ini juga mempengaruhi campuran idle bensin dan udara yang bermanfaat mempertahankan tingkat kerja yang maksimum dari mesin. Sebelum mengadakan penyetelan idle pada mesin , hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: saringan udara sudah dibersihkan dan terpasang kembali pada tempatnya, suhu kerja mesin 85-90 derajat celcius dan semua perlengkapan tambahan dimatikan. Transmisi pada posisi netral (N) dan waktu pengapian telah tepat (8+/- derajat) serta tacho-meter dan CO meter sudah terpasang. Putarlah penyetel RPM sampai tacho meter menunjukkan 800,
Penyetelan idle mesin dengan CO meter.
Konsentrasi CO pada gas buang, putarlah sekrup katup penyetel putaran idle dan campuran idle, untuk mendapatkan spesifikasi konsentrasi pada putaran idle.
Mengukur kensentrasi CO pada ujung knalpot. Periksa bahwa meter CO dalam keadaan sempurna. Naikan putaran mesin hingga putaran 2000 RPM dan tunggu 1-3 menit agar konsentrasinya stabil. Masukan pengindra (testing probe) CO ke dalam ujung knalpot sekurang-kurang 40 cm dan ukurlah konsentrasi CO dalam waktu yang singkat. Konsentarsi CO yang tepat: 1% – 2%.Bila konsentrasi dalam harga spesifikasi berarti penyetelan telah sempurna.
Bila konsentrasi CO diluar harga spesifikasi, putarlah sekrup penyetelan putaran idle untuk mencapai harga konsentrasi spesifikasi. Bila harga konsentrasi tidak dapat diperbaiki dengan penyetelan sekrup penyetel campuran idle, maka kemungkinan ada kerusakan pada komponen lainnya.
Konsentrasi CO yang tetap tinggi, sekalipun sekrup putaran idle telah diputar maka penyebabnya bisa jadi, saringan udara tersumbat karena kotoran debu, katup PCV tersumbat atau kesalahan system pengapian ( timing pengapian,busi,ignition coil,busi,kabel busi dll ) bisa juga pada karburator.
Pekerjaan Tune Up Mesin juga termasuk memperhatikan kondisi oli mesin. Kalau sudah mencapai jarak tempuh 5000 Km, saatnya untuk mengganti oli mesin dengan yang baru. Kalau kurang, sedangkan jarak tempuhnya baru 3000 Km, seharusnya cukup ditambah saja dengan oli baru. Mengenai penggantian oli mesin, banyak pernyataan Kapan seharusnya mengganti oli mesin? Apakah oli mesin perlu ditambah dengan aditive?
Tentang oli ini memang ada alasan dan ceritanya. Dahulu memang dianjurkan, mengganti oli mesin setiap 2.500 Km. Hal ini disebabkan oleh, kwalitas oli masih rendah (API Service hanya SA atau SB). API Servis sendiri menunjukkan komponen-komponen kimia yang ditambahkan pada oli, dan dari tahun ke tahun telah berkembang sampai Api Servis SF (huruf S menunjukkan oli untuk mesin motor bakar dengan bahan bakar bensin).
Dengan menggunakan oli menggunakan oli yg berkualitas bagus tidak ada alasan bagi kita untuk merasa khawatir terhadap mesin mobil. Bahkan di Jepang, Amerika (cuaca berbeda dan kurang berdebu) dan Eropa, oli dengan API Servis SE baru di ganti setelah 10.000 Km. Hal ini sangat dimungkinkan, karena
disamping kedua alasan diatas . Selain itu permukaan mesin yang saling bergesek sudah dikerjakan dengan sangat teliti. Penyelesaiannya sangat halus dan membersihkan sisa-sisa bahan mesin dengan menggunakan mesin changi.
Apakah oli perlu ditambah lagi dengan aditive? Jawabnya :
oli kemasan mengandung aditive yang di maksud, hanya pada kemasan tidak diperinci. Jenis dan jumlahnya telah diukur untuk mampu menempuh suatu jarak tertentu. Bila dikehendaki untuk menembah aditive, seharusnya jarak tempuh ditambah.
Periksa kualitas oli.
Mesin mobil yang normal, artinya terawat dengan baik dan tekanan kompresinya masih tinggi mengganti oli mesin setiap 5.000Km. Bagi mesin yang sudah tua, dimana sisa-sisa pembakaran dapat masuk ke karter, penggantian oli mesin dipercepat. Periksalah oli tersebut, kemungkinan telah kotor dan terasa berpasir.
Dapat juga terjadi, oli mesin berubah warnanya. Hitam, karena mesin yang kotor atau pembakaran yang tidak normal. Warna Coklat susu, biasanya menandakan bahwa oli mesin telah bercampur dengan air. Kondisi ini sangat berbahaya, dan sebaiknya diperiksa lebih teliti.
Mengganti saringan oli (filter) Dua hal perlu diperhatikan, waktu mengganti saringan oli. Pertama, tidak menggunakan saringan berkualitas jelek , karena dikuatirkan bagian dalam dari saringan terdapat sisa-sisa benda yang dapat merusakkan bearing crank shaft atau menggunakan kertas mutu rendah.
Kedua, sebelum memasang saringan baru pada blok mesin, pastikan bahwa semua bagian ada dalam keadaan yang bersih. Kotoran yang ada pada permukaan saringan maupun blok mesin, bisa mencapai bearing kruk as. Pada bagian atas dari saringan oli ada plastik pengaman. Bagian ini baru dibuka begitu saringan hendak dipasang pada tempatnya.
setelah mesin di hidupkan perhatikan bahwa tidak ada kebocoran oli di sekitar saringan oli.
Catatan : API Service oli yang beredar ada, SA, SB, SC, SD, SE, SF, SM
Bila mobil setiap 1.000 kilometer harus menambah oli 1 liter, ini menandakan ada yang tidak beres pada mesin. Apakah ring piston sudah aus atau seal klep rusak. Dengan menggunakan alat test kompresi dapat memberi indikasi, apakah ring rusak.
Kalau kompresi baik maka penyebab lainya adalah seal klep.
Supaya efisen maka mesin mobil harus dapat beroperasi pada putaran yang sesuai dengan yang dikehendaki misalnya pada saat di butuhkan untuk cepat maka mesin harus berputar cepat atau sebaliknya. Pembakaran gas juga harus dapat mengikuti kondisi mesin tersebut, bila mesinnya berputar cepat maka saat pengapian juga harus lebih awal dan sebaliknya. Kejadian ini harus berlaku secara otomatis dan untuk itulah maka pada mesin dilengkapi
dengan alat pemajuan pengapian yang sebanding dengan putaran mesin, alat tersebut lebih dikenal dengan sebutan Governor Advancer. Bagian ini harus diperiksa, apakah dapat bekerja dengan baik? Kerusakan pada bagian ini biasanya disebabkan oleh melemahnya per dan bantalan bola ( bearing) yang kotor dan berkarat.
Rotor bekerja berputar didalam tutup distributor, membagi arus ke busi sesuai dengan urutan pembakaran mesin mobil. Rotor yang sudah rusak dapat berupa retak dan rusak sifat isolasinya. Bagi isolasi yang rusak dapat dicoba dengan mendekatkan kabel busi yang dari koil sambil mesin di start. Bila terjadi loncatan bunga api, maka dapat dipastikan sifat isolasinya sudah rusak.
Periksa cara kerja percepatan vakum (vacum advance).
Kecepatan perambatan api pada suatu campuran bahan bakar dan udara dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: perbandingan campuran, tekanan campuran, temperatur campuran, dan kondisi dari campuran (atomisasinya) itu sendiri. Kondisi muatan dari mesin kendaraan juga bermacam-macam misalnya kendaraan bermuatan ringan dan kendaraan berjalan dengan kecepatan lambat serta pada jalan yang rata.
Apabila mesin tiba-tiba diakselerasi, maka karena adanya kelengkapan-kelengkapan pada system karburator akan menyebabkan campuran bahan bakar dan udara menjadi gemuk. Campuran yang gemuk ini dengan sendirinya membutuhkan waktu pembakaran yang lebih lambat, saat pengapian yang diperlambat. Karena alasan inilah maka pada system pengapian ditambahkan suatu alat pemacu yang dapat memajukan pengapian pada saat mesin sedang diakselerasi.
Alat itu sering disebut dengan Vacum Advancer.
Prinsip kerja dari vacum advancer ialah dengan memanfaatkan kevacuman yang terjadi pada karburator. Pada saat kendaraan hidup dan diakselerasi maka oktan selektor ( apabila di lengkapi ) harus bergerak. Oktan selektor yang tidak bergerak menandakan ada yang tidak beres dengan system kerjanya. Apakah selang karet dari karburator rusak (putus, tersumbat)? Apakah diafragma rusak ? Kerugian akibat oktan selektor dan governor yang tidak bekerja dengan baik ialah: mesin berat tidak mau lari, penggunaan bahan bakar lebih boros.
Penyeletelan Celah Katup.
Adakalanya ada mesin yang penyetelan katupnya diminta pada temperatur dingin ada juga yg panas .
Cara penyetelan katup.
Putar puli kruk as sampai ada tanda 0 di flywhell pas kan dg tanda timingmark. . Gunakan fuller ukuran 0,20 mm untuk katup hisap 0.25 mm katup buang. Fuller yang diletakkan antara ujung katup dan roker arm (penumbuk katup) tidak boleh seret sampai menekan katup menjadi terbuka, namun juga tidak bolehterlalu longgar.
Penyetelan katup yang tidak tepat, membuat katup membuka dan menutup tidak sesuai kebutuhan kerja dari mesin, yang pada akhirnya menyebabkan kerja mesin tidak efisien serta boros bahan bakar.
Mesin kurang tenaga, bahan bakar boros, stasioner pincang/tidak rata, sulit di starter, adalah tanda-tanda mesin harus dilakukan tuning ulang
No comments:
Post a Comment